Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi Nannochloropsis sp. menurut Adehoog dan Simon (2001
sebagai berikut:
Regnum: Protista
Divisio: Chromophyta
Classis: Eustigmatophyceae
Ordo: Eustigmatales
Familia: Monodopsidaceae
Genus: Nannochloropsis
Spesies: Nannochloropsis sp.
Nannochloropsis (air tawar, air laut). Merupakan sel berwarna hijau kuning, tidak motil, dan tidak berflagel. Selnya berbentuk bola, berukuran kecil dengan diamater 4-6 mm. Organisme ini merupakan divisi yang terpisah dari Nannochloropsis karena tidak adanya chlorophyl b. Merupakan pakan yang populer untuk rotifer, copepoda, artemia, dan pada umumnya merupakan organisme filter feeder (penyaring).
Phytoplankton ini berukuran 2-4 mikron, berwarna hijau dan memilki dua flagella (Heterokontous) yang salah satu flagela berambut tipis. Nannochloropsis sp memiliki kloroplas dan nucleus yang dilapisi membran. Kloroplas memiliki stigma (bintik mata) yang bersifat sensitif terhadap cahaya. Nannochloropsis sp dapat erfotosintesis karena memiliki klorofil. Ciri khas dari Nannochloropsis sp adalah memiliki dinding sel yang terbuat dari komponen selulosa.
Nannochloropsis sp bersifat kosmopolit dapat tumbuh pada salinitas 0-35 ppt. salinitas optimum untuk pertumbuhannya adalah 25-35 ppt, suhu 25-30C merupakan kisaran suhu yang optimal Phytoplankton ini dapat tumbuh baik pada kisaran pH 8-9,5 dan intensitas cahaya 100-10000 lux.(Nannochloropsis sp lebih dikenal dengan nama Chlorela laut dikultur untuk pakan barchionus plicatilis atau Rotifera karena mengandung Vitamin B12 dan Eicosapentaenoic acid (EPA) sebesar 30,5 % dan total kandungan omega 3 HUFAs sebesar 42,7%, serta mengandung protein 57,02 % . vitamin B12 sangat penting untuk populasi rotifera dan EPA penting untuk nilai nutrisinya sebagai pakan larva dan juvenile ikan laut, karena EPA adalah salah satu asam lemak tak jenuh ganda yang paling penting dalam makanan semua hewan. Hewan tidak mampu mensintesis banyak asam lemak (termasuk EPA) yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal dan karenanya harus mendapatkannya melalui makanan mereka. Sebagian besar EPA di lingkungan laut alami, pada kenyataannya, pada akhirnya berasal dari Phytoplankton dan melewati zooplankton seperti copepoda,Rotifera. Jadi, apakah hewan tersebut memperolehnya secara langsung dengan mengkonsumsi alga atau secara tidak langsung dengan mengkonsumsi herbivora (misalnya copepoda). Dengan demikian, melengkapi lipid penting ini dapat secara positif mempengaruhi kesehatan umum semua hewan akuarium. Ini bahkan dapat membantu meningkatkan pewarnaan banyak spesies akuarium, karena kaya akan pigmen diet yang meningkatkan warna seperti astaxanthin, canthaxanthin dan zeaxanthin
Selain itu, mudah dikultur secara missal, tidak menimbulkan racun atau kerusakan ekosistem di bak pemeliharaan larva, pertumbuhannya relative cepat dan memiliki kandungan antibiotic. Kepadatan optimum yang dapat dicapai untuk skala laboratrium 50-60 juta sel/ml, skala semi massal 20-25 juta sel/ml dan massal 15-20 juta sel/ml dengan masa kultur 4-7 hari (Anon, 2009)
Nannochloropsis sp. memiliki kandungan lipid yang cukup tinggi yaitu antara 31-68 % berat kering (Campbell, 2008; Kawaroe, 2007; Rao, 2008). Fabregas et al., (2004) dalam Hu et al.,(2008) melaporkan presentase PUFA utama C20:5ɷ3 pada Nannochloropsis sp. tetap stabil pada kondisi dengan keterbatasan cahaya, akan tetapi pada kondisi dengan intensitas cahaya jenuh kandungan PUFA menurun yang diikuti dengan kenaikan proporsi SFA dan MUFAnya..
Nannochloropsis sp. dapat dimanfaatkan sebagai makanan zooplankton (rotifera, copepoda, artemia) yang merupakan makanan larva ikan.Nannochloropsis Phytoplankton juga menyerap bahan kimia yang tidak diinginkan yang ada di banyak akuarium terumbu karang, seperti amonia, nitrit, nitrat, fosfat, silikat, dll.
0 comments:
Post a Comment